Pernah nggak, saat merasa stres, cemas atau lelah, tiba-tiba pengen banget makan cokelat, es krim, atau kue manis? Fenomena ini ternyata bukan sekadar kebetulan. Banyak orang memang cenderung mencari makanan manis saat sedang stres. Ada alasan biologis dan psikologis di balik kebiasaan ini.
1. Efek Zat Kimia di Otak
Saat stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang memicu perasaan cemas dan tegang. Tubuh secara otomatis mencari cara untuk menenangkan diri, salah satunya lewat makanan manis. Gula dalam makanan manis memicu otak melepaskan serotonin, yaitu neurotransmitter yang berfungsi meningkatkan mood. Hasilnya, perasaan tersebut berkurang sementara dan muncul sensasi nyaman atau senang.
2. Sumber Energi Cepat
Tubuh bekerja ekstra, baik fisik maupun mental. Tubuh membutuhkan energi lebih cepat, dan gula sederhana dari makanan manis bisa langsung diserap untuk memberi dorongan energi instan. Makanya, ketika merasa lelah, orang cenderung memilih camilan manis karena memberi “boost” seketika.
3. Kebiasaan dan Kenangan Emosional
Selain efek biologis, ada juga faktor psikologis. Banyak orang punya pengalaman positif terkait makanan manis sejak kecil, misalnya diberi permen atau kue sebagai hadiah. Otak bisa mengaitkan rasa manis dengan rasa nyaman atau aman. Jadi, makan manis menjadi cara untuk menenangkan diri secara emosional.
4. Comfort Food
Makanan manis sering disebut “comfort food” karena mampu memberikan rasa tenang dan memuaskan. Dalam kondisi stres, orang mencari comfort food untuk mengurangi ketegangan. Sensasi manis dan tekstur lembut kue atau cokelat bisa membantu menenangkan saraf dan memberikan momen relaksasi singkat.
5. Risiko Jika Terlalu Sering
Meski makan manis bisa membantu mengurangi stres sementara, kebiasaan ini kalau terlalu sering bisa menimbulkan masalah kesehatan, seperti kenaikan berat badan, gula darah tinggi, atau kerusakan gigi. Solusinya, nikmati manis secukupnya dan kombinasikan dengan cara lain mengurangi stres, misalnya olahraga ringan, meditasi, atau ngobrol dengan teman.
Kebiasaan makan manis saat stres muncul karena kombinasi faktor biologis dan psikologis. Gula memberi energi cepat dan meningkatkan serotonin untuk memperbaiki mood, sementara otak mengaitkan rasa manis dengan kenyamanan emosional. Namun, penting untuk bijak dan tidak berlebihan agar manfaatnya tetap terasa tanpa risiko kesehatan.